Minum teh setelah makan sering dianggap sebagai kebiasaan sehat karena teh terkenal dengan kandungan antioksidannya yang bermanfaat bagi tubuh. Namun, terdapat pandangan yang menyebutkan bahwa konsumsi teh langsung setelah makan bisa memiliki beberapa dampak yang kurang menguntungkan bagi kesehatan. Ini menimbulkan pertanyaan seputar kebiasaan ini dan memberikan pemahaman lebih dalam terkait risiko yang mungkin terjadi. Mengonsumsi teh setelah makan bisa menjadi kebiasaan yang melekat dalam banyak budaya, namun penting untuk meninjau ulang dampaknya terhadap tubuh.

Adanya lima alasan yang menyiratkan kepentingan untuk menghindari minum teh segera setelah makan memberikan gambaran yang lebih luas. Diantaranya, dampaknya terhadap penyerapan nutrisi esensial seperti zat besi dan kalsium, serta potensi gangguan pencernaan menjadi sorotan utama. Disamping itu, efek diuretik dari kafein dalam teh yang berpotensi meningkatkan risiko dehidrasi juga menjadi perhatian penting dalam mempertimbangkan waktu minum teh.

Menjaga keselarasan antara kebiasaan minum teh dan kesehatan pencernaan merupakan hal yang esensial. Memahami bahwa minum teh setelah makan memiliki potensi untuk mengganggu proses pencernaan, mereduksi penyerapan nutrisi penting, dan meningkatkan risiko gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh menjadi bagian penting dalam pemantauan pola makan sehari-hari. Mencari waktu yang tepat untuk minum teh, seperti sebelum atau setelah makan dengan jeda waktu yang cukup, bisa menjadi langkah penting dalam memaksimalkan manfaat teh tanpa mengganggu kesehatan pencernaan.

Baca Juga: Waspada Jerawat! Dermatologis Temukan Hormon yang Menyebabkan Jerawat pada Perempuan Remaja di 2023

1. Minum Teh Mengganggu Penyerapan Nutrisi

minum teh

Kandungan tannin dalam teh, terutama minum teh hitam, dapat mempengaruhi penyerapan zat besi dalam tubuh. Tannin adalah senyawa polifenol yang ditemukan dalam teh dan memiliki kemampuan untuk mengikat zat besi. Ketika tannin bereaksi dengan zat besi dalam makanan yang dikonsumsi, terjadi pembentukan senyawa kompleks tannin-zat besi yang sulit diserap oleh tubuh. Zat besi yang terhambat penyerapannya ini adalah nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan sel darah merah dan menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat. Defisiensi zat besi dalam jangka panjang dapat menyebabkan anemia dan melemahkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.

Selain menghambat penyerapan zat besi, tannin dalam teh juga dapat berinteraksi dengan mineral lain seperti kalsium dan magnesium. Namun, dampaknya terhadap penyerapan zat besi cenderung menjadi perhatian utama, terutama bagi individu yang rentan terhadap defisiensi zat besi.

2. Menyebabkan Gangguan Pencernaan

Minum teh segera setelah makan dapat mengganggu proses pencernaan makanan. Kandungan asam dalam teh, terutama teh yang tidak difermentasi sepenuhnya seperti minum teh hijau, dapat memperlambat kerja enzim pencernaan. Hal ini mengakibatkan proses pencernaan makanan menjadi lebih lambat, yang berdampak pada pergerakan makanan dari lambung ke usus halus. Konsekuensinya, makanan dapat lebih lama tinggal dalam lambung, menyebabkan perasaan kenyang berlebihan atau sensasi kembung dan tidak nyaman.

Penting untuk dicatat bahwa dampak ini dapat bervariasi tergantung pada individu dan jenis teh yang dikonsumsi. Beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap asam dalam teh, sementara yang lain mungkin tidak mengalami efek yang sama secara signifikan. Namun, mempertimbangkan waktu minum teh untuk menghindari gangguan pencernaan bisa menjadi langkah bijak untuk menjaga kenyamanan pencernaan setelah makan.

3. Potensial Menyebabkan Dehidrasi

Teh, terutama yang mengandung kafein, memiliki sifat diuretik yang dapat meningkatkan produksi urine dalam tubuh. Konsumsi teh setelah makan dapat mempercepat proses pengeluaran cairan dari tubuh. Dehidrasi dapat terjadi ketika tubuh kehilangan terlalu banyak cairan, yang dapat mengganggu fungsi organ vital dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Penurunan kadar cairan dalam tubuh bisa mempengaruhi kinerja organ, termasuk jantung dan ginjal. Kondisi ini juga dapat memicu gejala seperti kelelahan, pusing, dan kurangnya fokus.

4. Gangguan Absorpsi Kalsium

Kalsium merupakan mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh untuk kesehatan tulang, gigi, dan fungsi otot yang optimal. Polifenol dalam teh dapat menghambat penyerapan kalsium dalam tubuh. Saat minum teh setelah makan, polifenol akan bersaing dengan penyerapan kalsium dalam usus, mengurangi efisiensi penyerapan kalsium. Hal ini bisa menjadi perhatian utama terutama bagi individu yang membutuhkan asupan kalsium yang cukup, seperti anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan atau wanita yang memasuki masa menopause.

5. Meningkatkan Risiko Keasaman Lambung

Kandungan asam dalam teh dapat meningkatkan produksi asam lambung dalam sistem pencernaan. Minum teh setelah makan dapat merangsang produksi asam lambung yang berlebihan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan iritasi pada lambung. Ini dapat menjadi masalah serius bagi individu dengan masalah lambung seperti tukak lambung atau GERD. Kelebihan asam lambung dapat menyebabkan sensasi terbakar pada dada (heartburn) atau rasa tidak nyaman lainnya, yang mengganggu kenyamanan setelah makan dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan pada lambung.

Baca Juga: 7 Kulit Buah yang Ternyata Memiliki Nutrisi Melimpah Tanpa Perlu Dikupas

Memang, teh mengandung antioksidan dan memiliki manfaat kesehatan tertentu. Namun, penting untuk memperhatikan waktu konsumsi teh agar tidak mengganggu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Idealnya, minumlah teh setidaknya 30 menit hingga 1 jam sebelum atau setelah makan untuk memaksimalkan manfaat teh tanpa mengganggu proses pencernaan. Konsultasikan juga dengan dokter atau ahli gizi untuk rekomendasi yang lebih spesifik sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.