Penemuan terbaru mengungkap lokasi di mana sebuah bintang menjadi korban dari serangan mengerikan oleh sebuah lubang hitam supermasif (SMBH) di dalam galaksi NGC 3799. Menariknya, galaksi ini terletak sekitar 160 juta tahun cahaya dari Bumi, memberikan gambaran tentang kekuatan dan jarak yang luar biasa dalam alam semesta.

Peristiwa tragis ini terjadi ketika para astronom berhasil melacak lonjakan kecerahan yang tiba-tiba, diikuti oleh peredupan yang cepat, menggunakan sistem All-Sky Automated Survey for Supernovae (ASAS-SN). Setelah analisis mendalam, ternyata cahaya yang diamati adalah hasil dari bintang yang terkoyak dan langsung dilahap oleh lubang hitam dalam sebuah peristiwa yang disebut ASASSN-23bd. Temuan ini tidak hanya menunjukkan kekuatan dahsyat lubang hitam, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang dinamika alam semesta yang kompleks.

Penemuan ini tidak hanya menjadi pencapaian ilmiah yang mengesankan, tetapi juga membuka pintu bagi pemahaman lebih dalam tentang alam semesta kita. Dengan menggunakan berbagai instrumen dan teknologi canggih, para peneliti dapat terus menjelajahi misteri-misteri alam semesta dan mengungkap rahasia-rahasia yang tersembunyi di antara bintang-bintang. Dengan demikian, penemuan ini bukan hanya tentang menemukan fakta baru, tetapi juga tentang memperluas wawasan manusia tentang keajaiban kosmos yang luas.

Baca Juga: Sumber Oksigen untuk Bernapas: Penjelasan Tentang Asal Usulnya di 2024

Penemuan Lubang Hitam Menggunakan Sistem ASAS-SN

lubang hitam

Pada tanggal 22 Februari 2023, tim astronom dari Institut Astronomi Universitas Hawaiʻi (IfA) menggunakan sistem All-Sky Automated Survey for Supernovae (ASAS-SN) untuk melakukan pengamatan. Awalnya, mereka mendeteksi lonjakan kecerahan yang tiba-tiba diikuti oleh peredupan yang cepat. Setelah analisis mendalam, ternyata cahaya yang diamati merupakan hasil dari bintang yang terkoyak dan langsung dilahap oleh lubang hitam dalam sebuah peristiwa yang diberi nama ASASSN-23bd.

Signifikansi Temuan

Penemuan ini tidak hanya merupakan hal yang mengejutkan, tetapi juga memiliki implikasi yang mendalam dalam pemahaman kita tentang alam semesta. Willem Hoogendam, salah satu mahasiswa pascasarjana IfA yang terlibat dalam penelitian ini, mengungkapkan bahwa kejadian ini memberikan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana lubang hitam tumbuh dan mengumpulkan materi di sekitarnya. Meskipun kejadian lubang hitam yang menghancurkan bintang pernah tercatat sebelumnya, ASASSN-23bd merupakan penemuan pertama kali yang memungkinkan pengamatan sedekat ini menggunakan cahaya tampak.

Analisis Data dan Kesimpulan

Setelah melakukan pengamatan lanjutan dengan menggunakan berbagai teleskop seperti Asteroid Terrestrial Last Alert System (ATLAS) IfA di Maunaloa dan Haleakala, Observatorium WM Keck di Maunakea, serta observatorium lainnya baik berbasis darat maupun luar angkasa, tim peneliti berhasil menyimpulkan bahwa ledakan kecerahan yang diamati disebabkan oleh peristiwa Gangguan Pasang Surut atau Tidal Disruption Event (TDE). Peristiwa TDE terjadi ketika sebuah bintang mendekati SMBH dan akhirnya terkoyak oleh gaya gravitasi yang kuat, sebelum akhirnya dimakan oleh lubang hitam tersebut.

Implikasi dan Publikasi

Penemuan yang menarik ini akan segera dipublikasikan di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, sebuah langkah yang akan memperluas pengetahuan kita tentang fenomena alam semesta. Hogendam juga menambahkan bahwa penemuan ini menunjukkan kemungkinan terjadinya lubang hitam yang mengoyak bintang-bintang di dekatnya mungkin lebih umum terjadi daripada yang kita duga sebelumnya. Meskipun demikian, fenomena semacam ini jarang terjadi, sehingga ASASSN-23bd menjadi subjek yang sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Perbandingan dengan TDE Lainnya

Perlu dicatat bahwa kecerahan intens yang dihasilkan oleh massa bintang yang masuk ke dalam lubang hitam menciptakan suar bercahaya yang dapat diamati oleh survei langit seperti ASAS-SN. Sebelumnya, peristiwa semacam itu selalu terdeteksi dari jarak yang jauh dari Bumi. Namun, ASASSN-23bd merupakan TDE terdekat yang luar biasa, menjadikannya sebagai subjek yang sangat menarik untuk penelitian lebih lanjut.

Baca Juga: Lubang Hitam Raksasa Ternyata Bisa Dilihat dan Deteksi dari HP di 2024

Kesimpulan

Penemuan terbaru oleh tim astronom dari Institut Astronomi Universitas Hawaiʻi (IfA) membuka jendela baru dalam pemahaman kita tentang alam semesta. ASASSN-23bd, peristiwa pembantaian bintang oleh lubang hitam supermasif, menjadi subjek yang menarik untuk diteliti lebih lanjut, dan publikasi hasil penelitian ini akan menjadi sumbangan berharga bagi literatur astronomi. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang fenomena seperti ini, kita dapat terus menggali misteri alam semesta dan memperluas batas pengetahuan manusia tentang alam semesta yang luas dan penuh dengan keajaiban.